Merdeka Belajar, Berikan Semangat Fleksibilitas Dunia Pendidikan
gurudikdasmen.com - Filosofi Merdeka Belajar yang diusung Kemendikbud pada dasarnya memberi semangat fleksibilitas yang tinggi bagi dunia pendidikan. Hal ini dilihat karena Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sedang mengupayakan Merdeka Belajar atau Freedom of Learning.
Merdeka Belajar, Sebagai Solusi
Tujuan dari Merdeka belajar tersebut agar guru-guru memiliki otonomi untuk mengelola ruang kelas mereka masing-masing. Pada perguruan tinggi dikenal dengan Kampus Merdeka. Konsep ini diharapkan dapat memerdekakan lembaga pendidikan dan menyediakan solusi untuk peserta didik menjadi lebih kreatif dan inovatif.Dengan Merdeka Belajar, guru juga bebas menentukan metode belajar yang pandang paling cocok. Dengan begitu dapat menghasilkan inovasi-inovasi yang unik dan spesifik. Melalui Merdeka belajar, dapat membuka kunci potensi penuh dari guru dan siswa untuk berinovasi dan meningkatkan kualitas pembelajaran secara mandiri.
Baca juga:
Konsep self-regulated learning (mengatur diri sendiri belajar mandiri) juga memberi ruang bagi peserta didik untuk belajar sesuai kecepatannya sendiri, dimana guru berperan sebagai fasilitator dan bukan sumber utama.
Keleluasaan dalam Belajar
Siswa diberikan keleluasaan untuk belajar dan berdiskusi dengan irama mereka sendiri. Tugas guru membantu siswa belajar sesuai proses yang benar, karena tiap siswa memiliki keunikan masing-masing. Namun guru harus tetap mengelola ruang kelas dengan baik sehingga anak-anak bisa berkembang sesuai jalur.Tantangan kurikulum nasional secara internal adalah utamanya kualitas guru, baru kemudian disusul pelatihan guru, sarana dan prasarana pembelajaran, masih adanya inkonsistensi penerapan kebijakan, dan tidak pastinya murid yang ditarget. Sementara, tantangan eksternalnya adalah globalisasi dan internasionalisasi.
Sebagai Identitas Nasional
Globalisasi telah menyebabkan bangsa-bangsa makin menguatkan identitas nasional masing-masing. Kompetensi seperti yang dipromosikan PISA juga mewajibkan Indonesia makin memahami kultur lokal, nasional, dan global.Harus ada penyesuaian untuk membuat kurikulum nasional lebih efisien dan efektif, untuk menyiapkan generasi baru, untuk dimensi-dimensi kehidupan global, nasional, dan lokal. Standar-standar internasional untuk area-area pembelajaran yang universal dan tidak merugikan identitas nasional seperti Bahasa Inggris dan literasi digital sangatlah penting.
Posting Komentar
Mohon untuk memberikan komentar dengan bahasa yang sopan, tidak memasang link hidup serta tidak meninggalkan spam disini...!!!
Terimakasih banyak atas perhatiannya...